Tempe sebagai Warisan Budaya

Tempe sebagai Warisan Budaya

Perayaan Hari Tempe Nasional yang digelar oleh Forum Tempe Indonesia (FTI) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 6 Juni 2024 diisi dengan seruan deklarasi dukungan tempe sebagai warisan tak benda UNESCO.

Dalam pembukaan acara, PJ Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik terus mendorong masyarakat dan industri pengrajin tempe untuk bisa memanfaatkan aneka bahan pangan selain kedelai seperti kacang koro untuk membuat tempe, khususnya di wilayah Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM) Somber Kota Balikpapan.

Sebelumnya, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan NFA Maino Dwi Hartono yang hadir mengikuti RAT Gakoptindo mengungkapkan pemerintah telah mentargetkan 100.000 ton Cadangan Kedelai Pemerintah (CKP) untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Maino berharap agar pengrajin tahu/tempe yang belum bergabung dalam KOPTI atau koperasi lainnya untuk segera bergabung agar bisa mengakses program pemerintah seperti Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).

"Sesuai arahan Kepala NFA Bapak Arief Prasetyo Adi, target CKP kita sebesar seratus ribu ton yang disiapkan untuk menjaga stok pengrajin tahu dan tempe melalui koperasi manakala terjadi gangguan pasokan atau distribusi dan harga," ujar Maino dalam RAT Gakoptindo di Balikpapan (5/6/2024).

Adapun total pengrajin tahu/tempe di Kota Balikpapan berjumlah sekitar 80 orang, dengan kebutuhan kedelai 400-500 ton/bulan. Pada tahun 2022 KOPTI Kaltim merupakan salah satu koperasi yang mendapatkan bantuan FDP kedelai di saat harga tinggi mencapai Rp13.000/kg.

 


 

Kembali ke Beranda